Perangkat BK

Media bimbingan klasikal yang inovatif meningkatkan keaktifan siswa.

Double Track Tata Busana SMAN 1 Sampung

Proyek penelitian SMA DT keterampilan tata busana dari Dosen UNESA

Inovasi Bimbingan Klasikal

Mengimplementasikan teknologi AR dalam Bimbingan Klasikal.

Tampilkan postingan dengan label Artikel dan Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel dan Berita. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 April 2024

Teks Doa Pembukaan Rakor Persiapan Lokakarya 7 PGP Angkatan 9

Assalamualaikum wr wb

Bapak/ibu rekan2 PP, bapak/ibu penyelenggara dari BBGP, sebelum acara dimulai, marilah kita tundukkan kepala sejenak seraya berdoa agar pertemuan kita mulai sore ini hingga akhir nanti senantiasa diberkahi Alloh swt.. dan segala ibadah ramadhan kita benar-benar menjadikan kita menjadi orang2 yang bertaqwa.

Mohon izin untuk memandu doa dalam cara Islam, untuk rekan2 yang beragama lain silahkan menyesuaikan.

Mari bapak/ibu kita mulai dengan istighfar 3x… Astaghfirullahal adzim Astaghfirullahaladzim… Astaghfirullahal adzim…

Allohuma sholli ala muhammad wa ala alihi muhammad, walkhamdulilahi robbil ala min..

Hamdan Syakirin hamdan naimin .. hamdan yuwafi ni’amahu wa yukaffi mazidah..

Ya robbana lakal khamdu, kama yambaghi li jalali waj hika wa ‘adzimi shultonik..

Ya Alloh.. Ya Rohman ya Rahim..

Dengan mengucap puji serta syukur kehadiratmu atas segala rahmat dan karuniamu yang telah Engkau limpahkan, sehingga kami bisa hadir bersama untuk mengikuti rapat koordinasi Lokakarya 7 Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9.

Jadikanlah acara kami, acara yang Engkau Ridhoi.. Yang membawa barokah, rahmat, taufik dan Hidayahmu kepada kami Semua..

Ya Alloh ya Tuhan kami..

Ilmumu sungguh begitu luas, tak terbatas. Oleh karena itu, anugerahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat sebagai bekal menjalankan tugas kami sebagai Pengajar Praktik, 

danberikanlah kami kekuatan untuk bisa mengamalkan dan menyebarluaskan ilmu yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

Ya Allah yang Maha Pengasih..

Satukanlah hati kami, padukanlah langkah kami, luaskan pengetahuan dan segarkan pemahaman kami agar kami dapat memetik hikmah.. 

Jadikanlah kegiatan ini sebagai amal ibadah, menjadi rangkaian ibadah kami pada bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah.

Ya Alloh yang Maha Pengamun..

Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa para pemimpin kami, serta orang-orang muslim yang telah mendahului kami..

Rabbana atina fiddunya khasanah.. Wafil akhiroti khasanah… Wakina adzabannar..

Subahana robbika robbil izzati amma yasifun, wassalamun alal mursalin.. Walhamdulillahirobbil alamin.

Selasa, 26 April 2022

Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila

Dalam menjalankan peran tersebut, sudah pasti terdapat berbagai tantangan yang mengharuskan untuk membuat suatu keputusan. Keputusan yang terbaik adalah keputusan yang dipilih Berdasarkan kesadaran penuh (mindfullnes), keputusan yang telah melalui pertimbangan paradigma, prinsip berpikir dan dapat diuji efektivitasnya.

Disinilah Pratap Triloka buah pemikiran KHD memberikan warna utama, menjadi pondasi seorang guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ing ngarso sung tuladha, seorang pemimpin pembelajaran harus mampu menjadi teladan baik bagi murid maupun rekan sejawat. Ing Madyo Mangun Karso, keputusan yang diambil menumbuhkan motivasi bagi subyek yang terdampak, menumbuhkan motivasi murid untuk mengembangkan potensi, menumbuhkan motivasi rekan sejawat untuk bergerak mengusahakan perubahan kecil yang berdampak pada lingkungan belajar di sekolah. Bukan hanya memberikan motivasi, ada kalanya seorang pemimpin pembelajaran memposisikan dirinya berada di belakang, oleh karena itu setiap keputusan yang diambil harus mampu mendorong baik murid maupun rekan sejawat ketika mereka mengalami hambatan yang membuat mereka diam dan berhenti. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pratap triloka KHD menjadi sebuah prinsip bagi seorang pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan dengan kesadaran penuh bahwa ia adalah seorang pemimpin yang harus mampu menjadi teladan, motivator dan pendorong bagi setiap orang yang dipimpin (murid maupun rekan sejawat)

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang telah tertanam dalam diri kita merupakan energi positif, nilai tersebut menggerakkan kita melakukan sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan dan ketika kita bahagia, produktifitas sudah pasti akan meningkat besar. Sehingga melalui nilai-nilai tersebut seorang pemimpin pembelajaran membuat suatu keputusan berdasarkan prinsip-prinsip cara berfikir baik itu: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Nilai-nilai dalam seorang pemimpin pembelajaran akan cenderung memilih opsi berfikir mana yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Nilai Guru Penggerak menjadi pondasi memperkuat peran sebagai Pemimpin Pembelajaran
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Proses coaching mampu membantu seorang pemimpin pembelajaran dalam memberdayakan segala potensi yang dimiliki, menentukan berbagai alternatif keputusan yang realistis,operasional dan bertanggungjawab. Keputusan yang diambil dalam praktik coaching efektif berdasarkan 9 langkah pengujian. Proses coaching model TIRTA yang benar mampu menjaga seorang pemimpin pembelajaran membuat alternatif keputusan dengan mempertimbangkan aspek dampak, paradigma, cara berfikir, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan kesadaran penuh.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam Pembelajajaran sosial emosional yang diadaptasi dari CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) terdapat 5 bidang kompetensi, diantaranya: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kesadaran diri dapat diartikan: seorang guru yang mampu mengenali setiap kekuatan dan keterbatasan baik fisik maupun psikis dirinya sendiri dalam masa tertentu; sedangkan manajemen diri merujuk pada kemampuan seorang guru untuk mengelola setiap emosi, pikiran dan perilaku secara efektif; kesadaran sosial merupakan kemampuan guru untuk berfikir berdasarkan perspektif orang lain (menumbuhkan empati, termasuk menghargai perbedaan); keterampilan hubungan dapat difahami guru yang mampu berkolaborasi dengan berbagai pihak secara efektif untuk mencapai tujuan dan yang terakhir pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: menegaskan bahwa segenap kompetensi sosial emosional yang ada dalam diri seorang guru merupakan kondisi ideal untuk menentukan keputusan, karena keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang telah dipertimbangkan melalui kesadaran penuh dan bertanggungjawab.

Memperkuat pemahaman terhadap konsep materi melalui sesi kolaborasi 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pada dasarnya, kasus yang fokus pada masalah moral dan etika itu melibatkan dilema nilai-nilai kebenaran dan kesalahan yang tumbuh, diyakini dan dipegang teguh suatu kelompok ataupun masyarakat. Benturan yang terjadi antara prinsip individu dengan berbagai peraturan yang diakui tidak dapat dihindarkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk memanfaatkan prinsip berfikir humanis dan dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai alasan logis. Nilai-nilai kebajikan yang dianut seorang pendidik itulah yang menjadi dasar berfikir dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat adalah keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang ada didalam individu dan diakui juga oleh masyarakat/lingkungan yang terdampak dan dikatakan tepat, karena keputusan tersebut mampu menjawab dan mengatasi permasalahan secara efektif. Hal tersebut yang mendorong terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Persamaan persepsi terhadap nilai-nilai kebajikan sebagai ruh dalam pengambilan keputusan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, membuat orang yang dipimpin merasa dihargai dan dilibatkan. Sehingga dengan kebahagiaan dan kenyamanan tersebut akan menumbuhkan produktifitas yang tinggi.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, kesulitan yang muncul berasala dari perbedaan kepentingan, persepsi dan nilai yang dimiliki baik oleh seorang pemimpin pembelajaran maupun orang yang dipimpin. Cara pandang yang berbeda satu dengan yang lain dalam memaknai permasalahan menjadi tantangan tersendiri. Hal tersebut memunculkan tidak hanya persepsi benar melawan benar, namun juga kebenaran melawan kesalahan.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Keputusan yang efektif adalah keputusan yang diambil melalui pertimbangan paradigma, didasarkan pada prinsip pengambilan keputusan yang bertanggungjawab atas dasar nilai-nilai kebajikan yang dimiliki dan diakui oleh suatu komunitas. Mempertimbangkan berbagai dampak serta melibatkan kompetensi sosial emosional, empati, berfikir berdasarkan perspektif orang lain sehingga orang lain merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai unsur tersebut, murid benar-benar menjadi pusat pengajaran. Ia akan selalu merasa dilibatkan, merasa dipenuhi kebutuhan sosial emosionalnya, rasa bahagia, aman nyaman akan mendorong mereka untuk semakin produktif, mencapai kemerdekaan belajar.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setidaknya ada 2 hal yang menjadi pertimbangan dampak dari suatu keputusan, yang pertama adalah dampak jangka pendek, yang kedua adalah jangka panjang. Jangka pendek dalam artian pemenuhan kebutuhan saat ini juga, seperti keinginan untuk diperhatikan, kasih sayang serta kebutuhan secara akademik/materi pembelajaran. Sedangkan jangka panjang dalam artian pemenuhan kebutuhan masa depan murid-murid kita. Pada pemenuhan jangka panjang ini, suatu keputusan diambil tidak hanya melibatkan paradigma dan cara berfikir saja. Namun diperlukan identifikasi yang komprehensif mengenai segala potensi, bakat dan minat seorang murid. Sebagaimana keberhasilan dalam pembelajaran berdiferensiasi, asesmen yang efektif tersebut akan menjadi pertimbangan berbagai dampak di masa depan atas alternatif setiap keputusan seorang pemimpin pembelajaran terhadap muridnya.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Prinsip pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, berkaitan erat dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama dengan konsep triloka. Dalam menentukan suatu keputusan, seorang pemimpin harus menempatkan diri sebagai teladan, motivator dan pendorong bagi orang yang dipimpin. Nilai-nilai kebajikan sebagai dasar pengambilan keputusan juga bertalian dengan prinsip budaya positif yang menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran. Pembentukan keyakinan dan kesadaran atas konsekuensi dari perbuatan cenderung diwarnai oleh nilai-nilai kebajikan yang berlaku. Upaya memberdayakan manusia agar dapat menyelesaikan masalah melalui proses coaching menjaga setiap keputusan yang diambil adalah pilihan yang efektif dan dapat dipertanggungjawabkan karena telah melibatkan berbagai kompetensi sosial emosional. Sehingga keputusan yang diambil akan berdampak positif terhadap lingkungan sekolah (murid, rekan sejawat), membuat merasa nyaman, dilibatkan yang akan mampu meningkatkan produktifitas, mencapai kemerdekaan dalam belajar.


Kamis, 27 Mei 2021

Dihadiri 20 siswa dan 4 orang tua, pelepasan Siswa Kelas XII SMAN 1 Sampung dilaksanakan secara 'daring & luring'

Pandemi covid 19 tahun kedua menjadikan warga sekolah lebih siap untuk menjalani kehidupan yang normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah secara terbatas pun mulai dilakukan. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan pendukung (selain kegiatan belajar mengajar) yang memungkinkan, secara bertahap juga mulai dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sejalan dengan kesiapan pembiasaan perilaku pada masa kenormalan baru, even akhir tahun pelajaran adalah masa yang dinanti-nanti bagi siswa kelas XII yang sebentar lagi menjadi alumni. 
Kepala sekolah memberikan sambutan dan menyerahkan kembali siswa kepada orang tua

Dengan mempertimbangkan segala resiko dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, pengurus OSIS SMA Negeri 1 Sampung dengan dibimbing oleh kesiswaan mendapatkan pengarahan langsung oleh kepala sekolah mengadakan kegiatan Pelepasan Siswa Kelas XII secara tatap muka dan daring.
Kegiatan pelepasan siswa dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2021 dengan dihadiri 20 siswa kelas XII, wali kelas XII dan 4 orang perwakilan orang tua siswa. Kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, para peserta mengenakan masker, masuk lingkungan sekolah setelah memenuhi syarat screening dan pengaturan jarak yang cukup untuk mencegah penularan covid 19. Selain dilakukan secara tatap muka, kegiatan pelepasan siswa juga disiarkan melalui youtube dan google meet, sehingga siswa-siswa kelas XII lainnya bisa mengikuti dari rumah. 
Secara simbolis, kepala sekolah melepas almamater dan menyerahkan kepada orang tua siswa

Pelepasan siswa kelas XII tahun pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dengan sederhana dan waktu yang singkat, tidak lain hal tersebut karena penerapan prokes covid 19. Kegiatan dimulai pukul 08.30 dan selesai pukul 10.00 WIB. Kegiatan utama dalam kegiatan ini adalah penyerahan siswa kelas XII oleh Kepala SMAN 1 Sampung (Toha Mahsun, S.Pd., M.Pd.I) kepada orang tua yang diterima oleh Ketua Komite (Sutrisno, S.Pd). Sedangkan untuk penghargaan siswa lulusan terbaik tahun pelajaran 2020/2021 diberikan kepada Saktia Dhony Arisena (Program IPA) sedangkan Program IPS diberikan kepada Kharisma Lia Widia Tama. 
Lulusan terbaik tahun pelajaran 2020/2021


Senin, 29 Maret 2021

“Membumikan” Pelajaran Fisika

Oleh: Joni Tri Wahyono, S.Pd

Fisika itu asyik, demikian kalimat pendek yang sering dilontarkan Prof. Yohanes Surya, Ph.D. seorang ahli fisika kelas wahid Indonesia yang sangat getol mengembangkan ilmu tersebut, dan terkenal dengan konsep fisika Gasing. Fisika yang selama ini sering menjadi momok bagi siswa, beliau telah berusaha mengubahnya menjadi pelajaran yang menyenangkan bahkan semakin digandrungi siswa. Demikian juga guru sebagai fasilitator pembelajaran harus mampu membuat siswa tertarik untuk terus menggali dan mempelajari fisika sebagai fenomena, bukan hanya sekedar mata pelajaran yang harus ditempuh siswa sebagai pelengkap kurikulum, namun lebih dari itu sangat tinggi nilai yang terkandung di dalamnya.

Dari fisikalah sebagian besar penemuan di bidang teknologi berasal, selain tentunya banyak sekali peristiwa fisika yang ada di sekitar kita namun kita sering tidak mempedulikannya padahal hal tersebut menjadi awal kelahiran sebuah penemuan atau setidaknya dari sanalah pemikiran dan ide-ide baru berasal. Seorang guru hendaknya bisa mengangkat tema kecil yang ada di sekitarnya sehingga tema itu menjadi menarik bagi sang anak untuk terus digali dan dikembangkan. Kemampuan guru untuk menciptakan daya rangsang alam fikir anak inilah yang mempunyai nilai tertinggi dalam proses pembelajaran kita. Dengan kata lain, guru yang sukses adalah guru yang bisa menggugah daya rangsang fikiran peserta didik sehingga peserta didik terus haus akan ilmu tersebut.

Kecepatan cahaya misalnya, adalah fenomena fisika yang menarik untuk dicermati karena dalam kehidupan kita tidak lepas dari cahaya tersebut. Cahaya yang memiliki kecepatan, c = 3 x 108 m/s mengandung arti, dalam satu sekon, cahaya mampu melesat sejauh tiga ratus juta meter. Kasarnya, jika satu sekon sama dengan satu kedipan, maka dalam satu kedipan, cahaya menempuh jarak sejauh tiga ratus juta meter. Fenomena ini menjadi sangat menakjubkan tatkala kita memasukkannya dalam unsur soal yang dapat memancing logika dan alam fikir siswa. Mereka akan terkagum-kagum dengan ‘keajaiban’ kecepatan cahaya ini. Guru harus memulainya dengan kehidupan nyata yang sederhana seperti ini. Dengan demikian anak akan semakin senang untuk mempelajari kompetensi tentang kecepatan yang selama ini dianggapnya tidak menarik.

Siswa hanya butuh rumus sederhana dalam mempelajari fenomena jarak, kecepatan dan waktu. Setiap hari, sebagian besar siswa menggunakan motor ke sekolah. Dengan memperhatikan speedometer (catatan : kecepatan dibuat tetap) dan waktu tempuh, siswa sudah dapat menghitung jarak rumahnya ke sekolah. Jarak (s) dapat diperoleh dengan mengalikan kecepatan (t) dan waktu tempuh (t). Sehingga diperoleh formula . Dari formula tersebut, waktu tempuh dapat dicari dengan cara . Dengan membuat contoh seperti ini akhirnya anak mengganggap ada hubungan antara fisika dengan kehidupan kita walaupun hal yang kecil dan sederhana.

 

Memberi contoh dengan peristiwa keseharian

Mari kita cermati keajaiban cahaya dalam beberapa fenomena berikut : Jarak bumi – matahari lebih kurang 150 juta km. Cahaya dengan kecepatannya 3 x 108 m/s dapat melintasi jarak bumi matahari dalam waktu 500 sekon atau 8,33 menit.         Dari sini seorang guru bisa menanamkan nilai karakter akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan cahaya dengan segala kemanfaatannya dalam kehidupan manusia yang begitu agung.

Contoh sederhana berikutnya, siswa bisa diajak berandai dengan jarak penerbangan dari Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) ke Surabaya (Bandara Juanda) adalah sekitar 691,8 km, dengan waktu tempuh pesawat kira-kira 1 jam 25 menit. Jika cahaya yang melakukan perjalanan ini, cahaya hanya membutuhkan waktu 0,002 sekon. . Silakan selanjutnya sang anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dengan contoh-contoh yang sejenis yang jumlahnya masih banyak di sekitar kita.

Dibidang transportasi misalnya, Maglev adalah  kereta tercepat yang pernah dimiliki Tiongkok, memiliki kecepatan 430 km/jam atau setara dengan 119,4 m/s. Perjalanan dari Pudong ke bandara Shanghai hanya memakan waktu delapan menit (Dahlan Iskan, 2007). Jika kita bandingkan kecepatan Maglev dengan kecepatan cahaya, diperoleh nilai 1 : 2,5 juta. Artinya, kendaraan darat tercepat buatan manusia tersebut belum dapat melampaui keajaiban kecepatan cahaya, suatu keajaiban yang diciptakan oleh yang maha kuasa.

Demikian juga dengan petir merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dan beberapa saat kemudian disusul oleh suara yang menggelegar. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan cahaya mendahului kecepatan bunyi. Sekaligus dari peristiwa petir ini, sang siswa bisa diajak bagaimana mengantisipasi kalau terjadi petir dalam setiap kesempatan dan kondisi yang berbeda-beda. Karena bisa saja, saat mereka berada di perjalanan, di sawah, di lapangan terbuka terjadi petir yang bisa mengancam keselamatannya. Dengan demikian, bisa dipakai untuk mengantisipasi keselamatan dirinya dari ancaman sang petir tersebut sekaligus sang siswa bisa mengembangkan pengetahuannya tersebut kepada orang lain.

Kecepatan gelombang elektromagnetik setara dengan kecepatan cahaya. Pada ranah ini, manusia hanya diijinkan dapat melihat pada spektrum cahaya tampak saja. Apa jadinya jika manusia mampu menembus sinar gamma ataupun gelombang radio? Hidup ini indah karena kita hanya mampu melihat cahaya tampak saja. Hidup akan semakin rumit jika kita mampu melihat gelombang radar, tv, radio berseliweran. Juga bakteri, kuman di sekitar kita akan membuat kita pusing jika kita mampu melihat dengan mata telanjang. Akhirnya kita bisa bersyukur dengan tidak dapat melihat semua fenomena ini berarti mengurangi resistensi kehidupan kita pada alam sekitar pula. Nilai syukur tertanam melalui pelajaran fisika pula.

 

Membangun karakter dengan fisika

Dari beberapa peristiwa tersebut, untuk membangun nilai dan keimanan siswa, guru bisa mengaitkan dengan Peristiwa Isro Mi’roj Nabi Muhammad Saw. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Israa’ , 17: 1).  Juga dikaitkan dengan Firman Allah, “Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. Al-Hajj: 47).

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah swt mengutus malaikat Jibril as sebagai pemandu perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi dimensi ruang dan waktu. Selain Jibril as dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Mekkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.

Jarak Mekkah (Masjidil Haram) – Palestina (Masjidil Aqsha) sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi. Perjalanan dilanjutkan menuju langit ketujuh pada saat itu juga.

Dalam Qs Al Hajj Allah seolah ingin menunjukkan bahwa secara logika 1 hari diakhirat sama dengan 1000 tahun didunia, 3 jam diakhirat sama dengan 125 tahun didunia, artinya 1,5 jam diakhirat sama dengan 62,5 tahun didunia. Itulah gambaran umum umur manusia dibumi yang rata-rata 60-70 tahun setara 1,5 jam, maka dalam istilah jawa hidup hanya seperti mampir ngombe, hanya sebentar hidup di dunia.

Albert Einstein, dengan konsep Relativitas mampu memberikan gambaran ilmiah terhadap peristiwa itu. Kajian di atas mengungkapkan teori relativitas dalam dimensi waktu. Adanya dibatasi waktu yang dipengaruhi oleh gerak relatif, akan berpengaruh juga pada pengukuran panjang (jarak). Peristiwa pengerutan panjang ini disebut dengan kontraksi Lorentz, yang dirumuskan dengan 1 – (v2/c2) = (L’/L)2.  

Dengan mengaitkan yang demikian guru bukan sekedar mengajak belajar fisika secara mentah, namun sang guru telah memberi “isi’ pelajaran fisika tersebut dengan nilai keimanan, sekaligus mengajarkan bahwa semua ciptaan Allah Swt tersebut bisa dikaji secara ilmiah. Qun fayakun bukan berarti Allah Swt mencipta langsung ada (langsung jadi) seperti photo copy, namun semua itu berproses secara saintifik.

Sering siswa ketika mempelajari sesuatu belum sampai pada jawabnya sudah menjawab itu adalah takdir. Mereka tidak mengira bahwa takdir itu adalah sebuah proses yang diciptakan Allah Swt dalam mencipta suatu makhluk dengan proses yang ilmiah. Pemahaman jenis ini juga sering tidak dipahami secara utuh. Barangkali berangkat dari inilah pembelajaran saintifik yang dikembangkan oleh Mendikbud Prof. M. Nuh, Ph.D. untuk membedakan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya mengingat beliau juga berasal dari kalangan saintis sekaligus teknokrat selain ustadz juga.

Luar biasa ketika seorang guru mampu mengajak siswanya untuk berpikir dan merenung atas segala fenomena yang berkaitan langsung dengan fisika atau dengan peristiwa alamiah di sekitar kita. Perenungan yang mendalam dapat merangsang daya kritis yang pada akhirnya membuat siswa menjadikan mata pelajaran ini ‘candu’, bukan sebaliknya malah ditakuti oleh anak.

Siswa terlatih untuk menggali dan mencari mutiara di balik ilmu yang mereka pelajari. Penggalian ilmu tidak harus dengan teori yang muluk-muluk, namun bisa dengan peristiwa sekitar dan itu justru akan menarik bagi siswa. Itulah pelajaran yang konstektual dan saintifik. Semoga dengan ikhtiar yang sudah dilakukan, dapat melahirkan generasi-generasi unggul yang haus akan ilmu dan mampu mengembangkannya untuk kebaikan hidup manusia. Dan ingat, masa depan anak adalah apa yang kita tanam hari ini.

 

Daftar Rujukan :

Iskan, Dahlan. 2007. Pelajaran dari Tingkok. Surabaya : JP Books.

http://mosleminfo.com/2013/06/05/isra-miraj-dalam-kacamata-sains-modern.html.

diunduh Selasa, 22 April 2014

http://heriwidiyantoro.blogspot.com/2012/07/sains-menyakinkan-kebenaran-isra-miraj.html. diunduh Selasa, 22 April 2014