LATAR BELAKANG
Pendidikan yang optimal memerlukan sinergi antara sekolah dan keluarga. Namun, hasil temuan kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru BK menunjukkan bahwa orang tua sering kali memiliki persepsi negatif tentang anak mereka. Dari kunjungan tersebut, terungkap bahwa komunikasi antara orang tua dan anak di rumah tidak berjalan dengan baik. Orang tua hampir tidak pernah membicarakan hal-hal terkait sekolah atau masa depan dengan anak mereka. Selain itu, saat berbicara mengenai anaknya, orang tua cenderung fokus pada keburukan perilaku anak, dan merasa sulit menemukan sisi positif. Hal ini berdampak pada hubungan emosional yang renggang antara orang tua dan anak, sehingga komunikasi menjadi tidak produktif dan anak pun merasa kurang mendapatkan dukungan di rumah. Fenomena yang demikian dipertegas dengan lingkungan tumbuh kembang anak yang mendorong untuk tidur larut malam dengan berbagai aktivitas seperti bermain game online, ngobrol dengan beragam topik bersama dengan orang yang lebih dewasa maupun rekannya yang sudah tidak sekolah, keluyuran dari satu angkringan ke angkringan lain serta beragam aktivitas yang tidak produktif lainnya. Sehingga inilah yang kemudian memunculkan permasalahan di sekolah. Anak sering datang terlambat, tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran karena megantuk bahkan tertidur di kelas. Ada lagi anak yang berangkat sekolah namun tidak sampai di sekolah, bahkan tidak berangkat ke sekolah karena tidur akibat begadang semalaman. Permasalahan inilah yang kemudian menjadi perhatian guru-guru di sekolah dan menjadi alasan untuk dilakukan kunjungan rumah oleh guru BK sehingga memperoleh data seperti yang diuraikan di atas.
Perilaku bermasalah yang ditunjukkan oleh siswa tersebut tidak lepas dari pola asuh dan gaya komunikasi yang kemudian membangun persepsi negatif orang tua ke anaknya. Ketahanan diri siswa tidak terbentuk dengan baik, sehingga mereka memunculkan perilaku negatif yang sebenarnya merugikan dirinya sediri. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagaimana guru BK mampu memfasilitasi siswa untuk keluar dari kebiasaan buruk, disaat orang tua mereka merasa sudah tidak mampu mengarahkan anaknya.
AKSI
Langkah logis dalam memfasilitasi perubahan perilaku siswa dengan latar belakang tersebut diatas adalah Menyemai Komunitas Orang Tua Peduli Masa Depan Siswa (KOPI DEWA). Upaya menumbuhkan kolaborasi antara sekolah, orang tua dan siswa untuk memunculkan perilaku positif dalam perannya sebagai siswa di sekolah. Melalui fasilitasi dari guru BK, sekolah mengundang 8 orang tua dan juga putranya (kelas XII) dalam satu waktu. Dalam kegiatan juga melibatkan kepala sekolah dan wali kelas, kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan tersebut:
- Guru BK sebagai fasilitator membuka kegiatan dengan menyampaikan salam, mengucapkan terima kasih atas kehadiran, dan menyampaikan tujuan kegiatan, tujuan kegiatan diantaranya:
- Orang tua memahami kondisi dan perkembangan juga prestasi anak di sekolah
- Menumbuhkan keyakinan bersama untuk membantu anak-anaknya menyelesaikan pendidikan dengan baik.
- Sebagai fasilitator guru BK memohon kepada kepala sekolah yang dalam kegiatan diwakili oleh Wakil bidang kurikulum untuk memberikan pengantar. Dalam kesempatan ini wakil kepala sekolah menyampaikan tujuan dan visi sekolah yang kemudian dikaitkan dengan kondisi anak.
- Setelah itu, guru BK menampilkan hal-hal positif yang pernah dilakukan anak itu di sekolah, misalnya: meskipun jarang masuk, ternyata salah satu anak aktif sekali dalam kegiatan pramuka.
- Kemudian mengajak setiap orang tua untuk mencari kebiasaan dan hal-hal baik yang pernah dilakukan anaknya secara teratur dan konsisten selama di rumah. Secara bergantian sambal berfikir, satu per satu orang tua mengemukakan kebaikan-kebaikan yang dilakukan anaknya. Beberapa dari orang tua seakan-akan baru menyadari bahwa ternyata anak yang sering dipersepsikan negatif juga memiliki kebiasaan positif. Kebiasaan positif yang terungkap misalnya: cepat tanggap jika ada yang membutuhkan bantuan di lingkungan rumah, beberapa kali terlihat memberi uang saku ke adiknya dari uang yang didapatkannya bekerja.
- Orang tua saling bercerita kebaikan-kebaikan tersebut tepat di hadapan anaknya yang juga menyimak diskusi tersebut secara langsung.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan apa yang dirasakan ketika mereka mendengar bahwa orang tuanya menceritakan kebaikan-kebaikan kecilnya kepada orang tua lainnya.
- Mengajak orang tua untuk membuat komitmen sebagai perwujudan bahwa mereka yakin akan hadir seutuhnya untuk membersamai agar mereka lulus SMA. (Form komitmen telah disiapkan)
Menyampaikan rencana tindak lanjut, diantaranya:
- saling memberikan informasi tentang perubahan perilaku anak
- Menyampaikan tindakan kunjungan rumah berikutnya/berkala
Mengakhiri pertemuan, menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan kesediaan dengan ikhlas untuk mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
REFLEKSI
Melalui KOPI DEWA, beberapa pembelajaran utama muncul sebagai refleksi penting yang dapat diterapkan untuk membangun sinergi antara sekolah, siswa, dan orang tua demi mendukung perkembangan positif anak di sekolah, diantaranya:
Kolaborasi dan Komitmen Bersama
Sinergi antara sekolah dan orang tua membantu siswa mengembangkan sikap positif dalam pendidikan, serta mendorong orang tua memahami peran penting mereka dalam mendukung anak di sekolah.
Pentingnya Perspektif Positif dan Dukungan Emosional
Dengan melihat sisi positif anak, orang tua membangun komunikasi yang lebih baik, sehingga anak merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih bertanggung jawab.
Refleksi dan Tindak Lanjut yang Konsisten
Pertemuan berkala dan komunikasi berkelanjutan membantu memantau perkembangan siswa secara efektif dan memungkinkan dukungan cepat terhadap tantangan baru.
HASIL DAN DAMPAK
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat dukungan untuk keberhasilan anak, melalui kolaborasi dan hubungan yang konstruktif antara sekolah, siswa, dan orang tua.
Tindak Lanjut Setelah Implementasi
Setelah kegiatan KOPI DEWA dilaksanakan, tindak lanjut dilakukan melalui monitoring berkala terhadap perkembangan siswa. Guru BK dan wali kelas secara rutin berkomunikasi dengan orang tua untuk melaporkan perubahan perilaku anak, seperti kedisiplinan dalam datang ke sekolah, peningkatan motivasi, dan perbaikan hubungan dengan orang tua. Kunjungan rumah juga dilanjutkan untuk memastikan ada dukungan yang terus-menerus bagi siswa di rumah.
Refleksi, Monitoring, dan Evaluasi
Refleksi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan. Guru BK, orang tua, dan siswa bersama-sama merenungkan hasil yang dicapai dan hambatan yang ditemui. Monitoring dilakukan dengan mencatat kehadiran siswa, tingkat keterlibatan mereka dalam pembelajaran, dan perubahan perilaku. Evaluasi dilakukan di akhir periode tertentu untuk menilai apakah tujuan awal kegiatan, seperti meningkatkan kedisiplinan dan komunikasi positif antara orang tua dan anak, tercapai.
Proses Iterasi atau Perubahan Rencana
Jika diperlukan perubahan rencana atau iterasi, proses dilakukan dengan mengidentifikasi aspek yang kurang efektif selama implementasi awal, seperti kurangnya keterlibatan orang tua atau siswa yang belum menunjukkan perubahan signifikan. Perubahan dilakukan dengan menyesuaikan pendekatan komunikasi atau kegiatan, seperti memperdalam diskusi dengan orang tua mengenai masalah yang lebih spesifik atau memperkenalkan strategi belajar baru untuk siswa yang mengalami kesulitan. Iterasi dilakukan secara bertahap dengan melibatkan orang tua dan guru dalam menyusun solusi bersama.
Dampak Pertama Kali yang Dirasakan
Dampak pertama kali dirasakan oleh siswa, terutama dalam hal peningkatan rasa dihargai dan motivasi. Ketika orang tua mulai lebih mengapresiasi perilaku positif anak, hal ini meningkatkan rasa percaya diri siswa dan mendorong mereka untuk lebih disiplin dan fokus di sekolah.
Perubahan Sikap/Perilaku Sebelum dan Sesudah Praktik
Sebelum implementasi KOPI DEWA, siswa sering terlambat, tidak fokus, dan menunjukkan sikap apatis terhadap sekolah. Setelah kegiatan, banyak siswa yang menunjukkan perubahan signifikan, seperti mulai datang tepat waktu, lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, dan menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap orang tua. Orang tua juga menunjukkan perubahan sikap, dari yang awalnya fokus pada kekurangan anak, menjadi lebih menghargai dan mengapresiasi kebiasaan positif anak mereka. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan saling mendukung antara orang tua dan siswa.
TIPS DARI SAYA
Beberapa hal yang dapat mempermudah pelaksanaan praktik baik Komunitas Orang Tua Peduli Masa Depan Siswa (KOPI DEWA) adalah:
- Komunikasi yang Jelas dan Terbuka, membuka saluran komunikasi yang jujur dan terbuka antara sekolah dan orang tua sejak awal sangat penting. Menyampaikan tujuan kegiatan dengan jelas dan menjelaskan manfaat bagi siswa dan orang tua akan membantu mendapatkan dukungan dan partisipasi aktif dari orang tua. Menggunakan media komunikasi yang efektif seperti grup WhatsApp atau email juga dapat mempercepat proses informasi.
- Keterlibatan Kepala Sekolah dan Wali Kelas, dukungan penuh dari kepala sekolah dan wali kelas menjadi faktor penting dalam kelancaran kegiatan. Kehadiran kepala sekolah atau perwakilan manajemen sekolah memberi legitimasi kepada kegiatan ini, sementara wali kelas berperan langsung dalam memantau perkembangan siswa dan melaporkan hasil pertemuan kepada orang tua.
- Menciptakan Suasana yang Akrab dan Mendukung, memastikan bahwa pertemuan antara guru, orang tua, dan siswa berlangsung dalam suasana yang nyaman dan saling mendukung akan membuka lebih banyak ruang untuk komunikasi yang produktif. Hal ini membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan kepercayaan antar pihak yang terlibat.
0 komentar:
Posting Komentar