Mengutip
dari kompas.com, “Kita ingin setiap warga
yang harus keluar rumah untuk wajib pakai masker”, kata Presiden Joko
Widodo saat rapat dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona, Senin 6
April 2020.
Ide pembuatan masker siswa siswi DT Tata Busana pertama kali muncul pada malam ahad (22 Maret 2020) sepekan setelah pemberlakuan kebijakan belajar dari rumah, sebelum presiden menyampaikan keinginannya bahwa setiap warga yang keluar rumah harus menggunakan masker. Melalui koordinasi singkat via group WA Oemah Jahit dengan tema “Seribu Masker Untuk Negeri”. Pembuatan masker awalnya ditujukan untuk ikut serta menyukseskan kebijakan “social distancing” dalam menghadapi penyebaran COVID 19, untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar dan kelas XII ketika menghadapi UN. Namun dalam perkembangannya UN ditiadakan dan kebijakan belajar di rumah diperpanjang, sehingga produk masker pertama berjumlah 50 masker ditawarkan melalui media sosial. Animo masyarakat sangat luar biasa, 50 masker langsung habis diborong bahkan semakin banyak yang memesan.
Belanja bahan, masker dibuat dari bahan baru, bukan kain sisa/bekas |
Oleh karena itu, mempertimbangkan
kebijakan “bekerja dan belajar dari rumah” tim pengelola memutuskan untuk
memulai produksi masker dari rumah siswa-siswi peserta double track. Sepuluh
mesin jahit dikirim ke rumah 10 siswa peserta double track, baik kelas XII
maupun kelas XI. Proses pengerjaan direncanakan berlangsung selama kegiatan
belajar di rumah dan mungkin akan diteruskan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Target di awal adalah 100 masker dalam satu pekan. Namun dengan
adanya peningkatan permintaan dan bertambah juga keterampilan siswa dalam
memproduksi masker, dalam 1 pekan ditarget mampu membuat 500 masker. Target ini
disesuaikan dengan jumlah permintaan masker.
500 Masker Berbagai Model dan Bahan Pesanan Pelanggan |
Ada 3 Spesifikasi masker yang dibuat oleh
oemah jahit SMAN 1 Sampung diantaranya:
1.
Katun 2 lapis, berbahan katun motif
dan katun toyobo dengan lubang ditengahnya sehingga bisa diberi tisu. Bahan
katun sangat nyaman dan tidak pengap apabila digunakan beraktivitas di dalam
maupun luar ruangan. Ada berbagai pilihan warna dan motif dengan harga 25k
untuk 1 pack (5pcs). Sedangkan untuk yang berbahan toyobo 2 lapis, dijual
dengan harga 30k untuk setiap 5 pcs.
2.
Katun toyobo 3 lapis, produk ini
merupakan kelas pertamax, memang tidak terdapat tempat tisu, namun didalamnya
sudah terdapat kain hero. Masker ini dijual dengan harga 10k untuk setiap 1
pcs. Kelebihan selain bisa dicuci berkali-kali, masker ini nyaman dipakai,
meskipun dibuat dalam 3 lapis namun tidak pengap dan sangat protektif terhadap
debu dan droplet (cipratan) batuk dan bersin.
3.
Berbahan kain spunbond, satu lapis dan
dua lapis. Masker dengan kain spundbond harga bahan relatif lebih murah,
dibandingkan 2 bahan lainnya. Namun mempunyai kelebihan, diantaranya tahan
terhadap debu dan cipratan air, sehingga sangat direkomendasikan untuk orang
umum (non medis) yang lebih berpotensi tertular covid 19. Daya tahan masker ini
berkisar antara 3-5 kali pemakaian, dapat dicuci ulang.
Per hari Senin, 13 April 2020 masker
yang telah didistribusikan sebanyak 800 masker. Diantaranya 500 masker proyek
dari Kepala SMAN 1 Sampung untuk dibagikan ke pada warga sekolah dan sekitar.
Sedangkan, 300 masker lainnya dipesan oleh konsumen baik melalui offline maupun
online. Untuk pengiriman luar kota, diantaranya sudah dikirim ke Madiun, Ngawi,
Magetan, Pati Jawa Tengah, Surabaya, dan Singaraja Bali.
Untuk tingkat produktivitas, dalam
satu pekan mampu menghasilkan 500 – 700 pcs masker. Sehingga apabila ada yang
membutuhkan masker dengan harga wajar dalam jumlah sedikit maupun banyak,
siswa-siswi DT SMAN 1 Sampung siap membuat dan mengirimkan ke seluruh Wilayah
Indonesia.
Masker dikemas selanjutnya dikirim ke pemesan |
Kegiatan evaluasi dilaksankan setiap
hari, setiap siswa melaporkan jumlah produk masker yang dihasilkan maksimal
pukul 17.00 setiap harinya, sedangkan bagian marketing akan menentukan besok
pagi akan dikirim ke pemesan yang mana. Selama ini proses pembuatan masker
sangat menjaga prinsip social dan physical distancing. Masker yang sudah jadi
diambil ke rumah-rumah (ada yang bertugas) kemudian barulah dikirim ke pemesan.
Apabila bahan habis, siswa bisa mengambil bahan ke sekolah dengan tetap
koordinasi melalui WAG “Oemah Jahit”. Total pemasukan dari pembuatan masker
mulai pertengahan Maret hingga pertengahan April 2020 ini mencapai Rp
3.124.000,00
Masker Terlaris (2 Layer + Tempat Tisu) |
Motif utama dalam pembuatan masker ini
adalah belajar dan berbagi, kami selaku pengelola ingin memotivasi lulusan dan
siswa DT SMAN 1 Sampung untuk terus berkarya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Barulah kemudian menimbulkan rasa empati dan simpati untuk berbuat
lebih dengan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut bermanfaat bagi
orang lain. Terutama bermanfaat dalam upaya mencegah penyebaran COVID 19.
Secara lebih jauh dan jangka panjang, kami mendorong mereka untuk berfikir
kritis, kreatif inovatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
sumberdaya yang ada baik itu rekan maupun dunia usaha sehingga pada akhirnya menemukan
solusi dari setiap permasalahan yang ada disekitar mereka. Sehingga pada
akhirnya, usaha mereka akan berbuah kesejahteraan baik berupa materi dan
kenyamanan dalam menjalani kehidupan. Salam Gemilang!!
0 komentar:
Posting Komentar